PENGUMUMAN

blog ini pindah lokasi ke http://wahyunurdiyanto.com terima kasih

Film Laksamana Keumalahayati

Minggu, 11 November 2007 | Label: | |

produser film, sama para pemain



Akan dibuat versi Layar lebar Yang Kolosal

SEBUAH film layar lebar kolosal mengenai pahlawan wanita asal Aceh akan dibuat oleh Kantor Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora) awal tahun 2008 nanti.
Film layar lebar Laksamana Keumahalayati ini menjadi kelanjutan dari film versi layar kaca yang sebelumnya juga telah diproduksi oleh Kemenpora.
"Film layar lebarnya akan dibuat lebih kolosal Januari 2008 nanti," ucap Menpora Adhyaksa Dault, saat launching film Laksamana Keumahalayati, Lahirnya Srikandi Aceh, di Blitz Megaplex Jakarta, Sabtu (10/11).
Adhyaksa yang juga bertindak sebagai produser film ini mengatakan, pembuatan film Laksamana Keumahalayati dimaksudkan untuk mengenalkan kembali sosok-sosok pahlawan nasional yang saat ini telah banyak dilupakan. Bangsa Indonesia lebih hapal tokoh-tokoh luar negeri, dan melupakan tokoh nasional.
Dan menurut Adhyaksa, kalaupun orang mengenal sosok pahlawan hanya dari nama mereka semata yang terpampang sebagai nama jalan, nama tempat, museum, atau monumen peringatan. Kaum muda Indonesia lebih banyak tidak mengenal sejarah dan spirit perjuangan yang telah mereka lakukan.
"Kita hanya mengenal pahlawan dari namanya saja. Contohnya nama Keumahalayati, orang hanya tahu nama itu sebagai nama KRI (kapal perang Republik Indonesia). Padahal dia ini adalah laksamana wanita pertama di Indonesia, sangat pintar dan gigih melawan penjajah dan berhasil mengalahkan armada Cornelis de Hottman yang terkenal kuat pada 1599," lanjut Adhyaksa. "Dengan film ini, mari kita bangkitkan semangat nasionalisme."
Dalam kesempatan itu, Adhyaksa juga menyampaikan kegalauan hatinya mengenai minim film-film bertemakan pahlawan nasional. Untuk itu dirinya mengatakan sangat penting jika departemen-departemen lain membuat film-film mengenai tokoh-tokoh nasional lainnya.
Selain itu, kritik kepada produsen film nasional yang lebih senang membuat film horor yang sarat klenik ketimbang film dengan tema yang lebih bermutu. Televisi nasional juga dikritiknya. "Lihat saja, hari ini hari pahlawan. Tapi tidak ada satu televisi yang menayangkan film-film atau program-program bertemakan sejarah atau pahlawan nasional. Jika satu departemen membuat satu film semacam ini, maka akan ada 33 film bertemakan pahlawan nasional.
Saat ini, film ini akan digandakan dalam jumlah banyak dengan format VCD dan DVD yang akan disebar ke seluruh penjuru Indonesia, khususnya di sekolah-sekolah dan perpustakaan agar bisa dilihat oleh masyarakat luas.

***
Meski persiapan pengarapan cukup rumit dan lama yakni 8 bulan, film yang disutradari oleh Alfadin mampu digarap dengan singkat, yakni hanya membutuhkan waktu tujuh hari saat produksinya (pengambilan gambar).
Keumalahayati yang diperankan oleh artis cantik Ine Febiyanti ini memang terlihat sederhana, tapi sangat jauh dari kesan ala kadar. Maklum saja, film ini digarap dengan bugdet yang minim. Dan tidak terlalu banyak mengumbar adegan-adegan perang kolosal meski sebenarnya film ini mengangkat sosok Keumahayati sebagai laksamana kapal perang terbaik kerajaan Aceh yang sigap mengahalau lanun-lanun dan penjajah Portugis.
Mengambil lokasi di Jakarta dan beberapa pantai di wilayah selatan Jawa, film yang banyak melibatkan artis-artis asal Aceh seperti Sultan Saladin, Nizar Zulmy dan beberapa nama lainnya itu menceritakan perjalanan hidup Keumalahayati sejak kecil hingga menjadi laksamana di Kerajaan Aceh.
Yang menarik, dialog-dialog yang ada di film ini banyak memuat petikan-petikan dialog asli yang dilakukan oleh Keumahalayati yang terdokumentasi dalam lembar-lembar dokumentasi orisinil milik Kerajaan Aceh.
"Ini film sejarah. Kata dan dialog bukan ciptaan skenario tapi memang asli," terang Alfadin.(persda network/why)

0 komentar: